Opini

Selasa, 08 November 2022

TENTANG WAKTU DAN TAHUN YANG BARU

 

*Pelabuhan Bangsal menjelang akhir tahun

        Tahun 2022 segera berlalu, tahun yang sarat dengan cerita dan agenda telah kita lalui. Kini tahun 2023 telah datang menghampiri kita. Terlepas dari apakah kita merayakannya dengan semarak atau tidak saya meyakini setiap kita pasti berharap tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari tahun-tahun sebaliknya. Sebab demikianlah agama kita mengajari kita untuk menjadi pribadi yang selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Bergantinya tahun menjadi bukti bahwa frasa “menghabiskan waktu” sangat tidak tepat. Alih-alih manusia menghabiskan waktu, yang terjadi justru manusialah yang dihabisi oleh waktu. Waktu yang membuat Anda mau tiudak mau harus menanggalkan jabatan Anda sebagai apapun itu, ekskutif, legislatif, yudikatif, pegawai negeri, militer atau mandor sekalipun.

Perayaan tahun baru sendiri ditanggapi berbeda-beda oleh masyarakat, ada yang setuju adapula yang menolak merayakan tahun baru. Yang menarik justru di beberapa tempat pemerintah daerah memang sengaja mengadakan perayaan tahun baru dengan kemasan yang berbeda-bda. Jika merayakan tahun baru dengan pesta kembang api dan konser musik terlalu mainstream, beberapa daerah justru merayakan tahun baru dengan zikir dan pengajian yang diisi oleh da’i-da’i kondang yang berassal dari dalam maupun luar daerah.

Apa makna tahun yang baru?

Apa makna tahun baru bagi Anda?, saya percaya bahwa makna tahun baru sama jumlahnya dengan orang yang merayakan tahun baru itu sendiri. Ibarat bahagia yang sangat subjektif, definisinya sejumlah orang yang merasakan kebahagiaan itu sendiri.

Jika Anda adalah seorang calon kepala daerah yang pada Pilkada tahun lalu gagal melenggang menjadi pemenang, barangkali jarak spasial antara 2019-2022 adalah detik dan menit yang bergerak lambat. Namun jika sebaliknya, Anda adalah orang yang justru terpilih menjadi kepala daerah pada saat itu, barangkali setelah membaca tulisan ini Anda baru menyadari bahwa sebentar lagi jabatan Anda akan usai. Dan itu berarti bahwa Anda harus mulai bergerak kembali, memainkan kembali mesin politik Anda untuk meraih simpati dan empati para konstituen yang beberapa tahun belakangan mungkin Anda lupakan.

Jika Anda adalah mahasiswa semester akhir yang berniat segera menuntaskan tugas akhir Anda sembari menahan kesal karena setiap hari orang-orang di sekitar Anda selalu bertanya “kapan wisuda?” barangkali waktu bagi Anda adalah semacam rumus-rumus kalkulus atau data statistik yang selalu gagal Anda pecahkan. Barangkali Anda merasa waktu berjalan terlalu cepat ibarat fans sepak bola yang menanti gol penyama kedudukan di masa-masa injury time, sebab setiap fans sejati selalu paham bahwa kekalahan bukanlah tempat kembali yang baik.

Jika Anda adalah seorang bujang yang selalu takut menghadiri kondangan, sebab sudah tak lagi memiliki jawaban atas pertanyaan yang paling membosankan “kapan kawin”, maka ada baiknya resolusi tahun baru Anda adalah berharap menemukan orang yang tepat di tahun ini yang bersedia menemani Anda mengakhiri masa lajang Anda.

Barangkali setelah membaca tulisan ini Anda baru menyadari jika usia Anda sudah tidak lagi  muda. Anda mengingat-ingat kembali kawan lama Anda yang saat ini tengah sibuk dengan keluarga baru mereka, sementara Anda sendiri masih berkutat dengan aneka agenda sambil menimbang-nimbang kecemasan yang telah lama Anda kumpulkan.

Resolusi

Barangkali tidak ada yang lebih berkesan dari setiap pergantian tahun kecuali evaluasi dan resolusi. Anda mengingat-ingat kembali beberapa target yang telah Anda canangkan selama satu tahun, ada beberapa di antaranya yang berhasil Anda raih yang kemudian Anda sebut sebagai kesuksesan. Namun tidak sedikit pula target yang sampai penguhujung tahun ini tidak juga terselesaikan dan Anda akhirnya menyerah.

Jika kebanyakan dari target Anda terpeleset, maka 2023 adalah tahun yang penuh harapan, di dalamnya Anda berharap semua yang gagal Anda raih di tahun lalu menjadikan Anda pribadi yang jauh lebih kuat dari sebelumnya sembari membanding-bandingkan pencapaian Anda dengan orang-orang di sekitar Anda.

Dalam siklus kehidupan manusia dan bagaimana ia memAndang dunia terdapat dua narasi yang mewarnai hidup kita serta mempengaruhi cara kita memAndang tahun yang baru. Pertama, ada orang yang menganggap tahun yang baru sebagai momentum “menengok” ke belakang mengingat kemballi segala pencapaian hidup selama satu tahun kalender. Tahun baru bagi orang macam ini menjadi momentum yang tepat untuk mensyukuri semua yang telah ia raih.

Untuk mengidentifikasi orang dengan tipikal ini tengoklah teman Anda yang sedikit-sedikit berbicara tentang kesuksesan mereka di masa lalu. “dulu saya begini”, “dulu saya begitu”. Karakter ini juga begitu kentara jika Anda memperhatikan orang-orang yang sudah lengser dari kekuasaannya, mereka yang mengalami apa yang disebut Cak Nur sebagai post power syndrom. Barangkali gejala ini juga yang melahirkan anekdot semacam “piye kabare, isih penak jamanku to?”.

Kemudian yang kedua ada yang menganggap tahun baru adalah moment beranjak ke kehidupan baru serta melupakan segala kepahitan masa lalu. Bagi mereka yang berpAndangan linier semacam ini waktu tak ubahnya seperti mistar yang dicacah-cacah ke dalam aneka target dan cita-cita. Pergantian tahun bagi mereka adalah saat yang tepat untu beranjak menuju target-target selanjutnya.

Kedua cara pandang ini sama-sama kita butuhkan untuk memahami waktu yang terus berjalan. Kita tidak cukup hanya menjadi karakter yang pertama sebab kita akan terjebak pada nostalgia yang tidak berkesudahan. Masa lalu menjadi rujukan utama untuk menilai masa sekarang dan akan datang. Sebaliknya jika kita hanya menggunakan cara pAndang yang kedua, kita terjebak menjadi pribadi ambisius yang mengukur kesuksesan dengan segala sesuatu yang baru. Sukses bagi mereka berarti mobil baru, rumah baru, gelar akademik baru, jabatan baru, bahkan mungkin pasangan hidup yang baru. Oleh kareena itu kedua perspektif ini perlu kita gunakan untuk dapat melalui tahun yang baru dengan penuh gairah serta selalu berkaca pada masa lalui meski tak selalu indah.

Akhinya, selamat bertahun baru, semoga apa yang kita harapkan dapat terwujud di tahun yang baru sambil berupaya meningkatkan segala pencapaian. Karena hanya kitalah satu-satunya spesies yang penuh target dan cita-cita dan di tengah aneka agnda itu kita menghamba.